Kamis, 17 November 2016

CINTA HAYATI #2

Subuh berkah
Kerinduan mendalam yang tak mampu dejalaskan, hati yang bergetar melunakkan kekakuan menyentuh perasaan yang jauh dikegelapan, percikan cinta menunjukkan keelokannya, tembok kesendirian runtuh oleh sebuah perhatian...
Benih-benih cinta kini menyelimuti hati,
Cukup lama aku menunggu untuk sebuah ungkapan cinta yang telah aku nanti dari mulut kak Syafir, inilah hakekat soerang wanita hanya mampu menunggu dan menanti sebuah kepastian walau tak pasti.
rintih hujan dikala malam sudah cukup membasahi seluruh tubuh.. kuliaht kak Syafir berjalan pulang sehabis shoalt isya mencoba menahan hujan dengan tas yang selalu dibawanya, namun ia harus basah kuyup oleh hujan.
Ku duduk termenung di dalam kamar dengan tatapan kosong mendengar merdunya geruhan rintih hujan, ku  menunggu pesan singkat dari kak Syafir, beberapa menit kemudian pesan singkat kak Syafir masuk "assalamualaikum?"
Ku membalasnya sesegera mungkin "walaikumsalam..kak Syafir kehujanan?"
"Iya aku kehujanan nih" balas kak Syafir
"Minum yang hangat-hangat kak syafir ! Pake selimut yang tebal agar enggak kedinginan, nanti masuk angin !" Balasku dengan perhatian
"Iya Hayati.. makasih perhatiannya" ,
"Hehehe.. " balasku dengan sedikit malu
"Hayati aku rasa aku membutuhkanmu,?balas kak Syafir memulai pemabahasan
"Maksudnya ?" Tanyaku sedikit bingung.
"Iya aku membutuhkanmu Hayati, aku rasa aku suka kamu.. dan aku rasa aku mulai merindukanmu, entah ini apa? Aku tak mampu menjelaskannya dengan kata-kata, intinya aku sayang kamu!"
Hatiku tergoyahkan oleh sebuah ungkapan via pesan singkat, hati yang dulunya terasa sepi kini mulai diramaikan oleh perasaan cinta.
"Kak Syafir.. jujur aku juga suka kamu, aku merasakan kehadiranmu di hatiku telah lama aku menunggu saat-saat ini, aku menginginkanmu sesegera mungkin dan aku rasa kata sayang ini hanya pantas untukmu". Balasku
"Hayati kamu ada waktu besok sore?"
"Hmp.. emangnya mau apa kak Syafir ?"  Tanyaku penasaran.
"Aku akan menyatakan sebuah pernyataan cinta yang tulus , cinta yang terbungkus oleh kesucian terpendam dalam gelapnya samudra perasaan". Jelas kak Syafir
"Kenapa kakak tidak menyatakannya  sekarang? Aku tak punya cukup waktu di kala sore" . Jawabku kembali
"Aku tidak seperti lelaki lain, aku lelaki dengan sebuah kehormatan, mengungkapkan perasaan dengan tatapan, sebagai sebuah bentuk keseriusan kepadamu wahai Hayati". Jawab kak Syafir meyakinkan.
"Tapi aku tak bisa, aku dibatasi oleh ibuku.".jawabku dengan pasrah
"Kalaupun engkau tak bisa besok, aku akan menunggumu besok lagi, jika tidak bisa, aku akan menunggumu besok lagi, aku akan menunggu Hayati sampai hari itu tiba" . Jawab kak Syafir dengan pasrahnya pula.
"Terimakasih sudah mau menunggu kak Syafir ". balasku dengan emotikon senyum.
malam ku lalui dengan segenap senyum yang terpampang di wajah, nyanyian rintih hujan membawa alur perasaan yang mengalir ke muara cinta.
Ku akhiri percakapan singkat kami yang melalui pesan singkat itu dengan ucapan "selamat malam dan mimpikan aku di tidurmu agar engkau dapat tersnyum di gelapnya malam diantara rintihan hujan".
Kutarik selimut yang beradah di bawahkaki ku, ku bungkus badan ini yang kedinginan oleh hembusan yang masuk melalui sela-sela fentilasi kecil di atas jendelaku. Mata yang tadinya bersemangat kini terasa berat, tak mampu ku menahan kelopak mata yang berusaha menutup bola mataku yang indah ini, ku pasrahkan tubuh ini termakan oleh larutnya malam. Rintih hujan dan suara katak menjadi melodi orcestra yang mengantarkan tidurku, menembus mimpi indah di malam itu.
...
heningnya subuh terpecah oleh lantunan ayat suci Al-Qur'an dari toa-toa mesjid yang ada di desa Saluborro tempat tinggalku. berlomba-lomba membangunkan hamba-hamba Allah yang sedang terlelap, menandakan bahwa adzan subuh akan segera di kemundangkan oleh muadzin-muadzin pilihan.
"Allahu akbar.. Allahu akbar.." adzan subuh kini dikumandangkan dengan lantang, seruan merdu itu membangun jiwa setiap insan termasuk aku. Ku angkat seliemut yang sepenjang malam setia mengahangatkanku, ku duduk di pinggir tempat tidurku sembari mengucapkan "Alhamdulillah", Allah telah membangunkanku setelah aku mati semalam, memberi rahmat kepadaku sehingga dengan mudahnya tubuh ini ku bangunkan untuk menunaikan sholat subuh di mesjid dekat rumahku, ku beranjak dari tempat tidurku yang menjanjikan kenyamanan itu, bersegera ke kamar mandi untuk mencuci muka yang kusut ini sembari mengambil air wudhu untuk mensucikan diri. Ku ambil mukenah yang kugantung di paku yang tertancap di belakang pintu kamarku ku. Kenakan dengan bangga ku lihat wajahku di cermin ku rapikan sedikit mukena yang agak miring di wajahku.
Ku bergegas ke mesjid dekat rumahku itu, angin subuh mengehampas wajah ini merenggengkan saraf-saraf yang  tadinya sedikit kaku, mulutku bergetar, gigi beraduh melawan dinginnya angin subuh. Bekas hujan masih terpampang di jalanan aspal, menyisahkan genangan air di depan rumahku.
Ku masuki rumah Allah yang di penuhi lukisan-lukisan kaligrafi di dindingnya dengan perasaan bangga, kulihat saft depan pria dan wanita tak sampai penuh, itupun hanya di dominasi oleh para lansia, iqomah telah diperdengarkan imam mengambil posisi depan, makmun berbaris dengan rapi dan rapat.
"Allahu akbar..." pak Imam bertakbir, dan mulai membaca surah Al-fatiha, dan dilanjutkan dengan surah Al-buruj. Di rakaat kedua pak Imam membaca surah Ad-Duha, kulihat kak Syafir memasuki mesjid dan menyambung saft ia berdiri di samping ayahku.
"Assalamualaikum waroh matullah.." pak imam menoleh ke kanan dan ke kiri dan di ikuti oleh makmum di belakangnya, kak Syafir menyempurnakan sholatnya dengan menambah satu rakaat yang tertinggal.
Setelah selesai sholat, aku berdzikir memuji Allah, dengan berdzikir aku merasakan kedamaian dalam hatiku, menghapus sejenak problema di kehidupanku. Setelah aku berdzikir menyebut nama Allah ku angkat kedua tangan ini dengan wajah tertunduk "ya Allah aku hanyalah sebagian dari beribu-ribu hamba Mu yang hari-harinya dipenuhi dengan perbuatan dosa, di penuhi dengan kelalaian, dan sedikit sekali melakukan kabaikan. Aku sangat malu kepada diriku ya Allah.. engakau memberikan rahmat yang begitu sumpurna namun aku membalasnya dengan ibadah yang cacat, Ya Allah aku hanya bisa berharap engkau akan menyadarkanku ketika aku salah, engkau akan mengampuniku setiap kali aku memohon dan aku berharap engaku akan menjadikanku lebih baik dari hari yang kemarin..amiinn". Setelah kupanjatkan keluh kesahku kepada Rob ku, aku berdiiri dan bersiap-siap kembali ke naungan rumahku, ku lihat kak Syafir duduk termenung di samping tiang mesjid yang besar, ingin sekali aku menyapanya namun mulut ini terasa kaku untuk menyebut namanya...
Aku bergegas pulang kerumah, kulihat sang fajar menampakkan sinarnya yang berwarna jingga ke emasan, mengahangat bumi membuat tersnyum tanaman  yang menggunkan cahayanya untuk berfotosintesis, burung-burung manri-nari di bawah langit pagi, melantungkan melodi bagai bermain paduan suara.
Sungguh indah pagi ini..
..
Bersambung....

CINTA HAYATI #1

Salah duga
Hayati, itulah namaku.. nama yang indah pemberian dari kedua orangtua ku, . Kini aku remaja 15 tahun, aku duduk di bangku SMP kelas 3. Di masa-masa SMP ku aku banyak mengalami banyak hal, problema dalam kehidupanku tak henti-henti bagai rintih hujan di kala malam yang membawa kedinginan  nan sunyi.. Aku termasuk gadis periang di sekolahku, aku sering tertawa lepas .. hal ini aku lakukan karna dirumahku sangat sulit untuk tertawa.. jangankan tertawa untuk senyum sajapun terasa berat. Aku merasa tak diperhatikan lagi oleh kedua orangtuaku.. mereka sibuk dengan  pekerjaan mereka.. aku memiliki sebelas saudara kandung, cukup banyak memang ..namun aku merasa kesepian di naunagan rumahku sendiri.. kini kami sibuk masing-masing mengurus urusan kami sendiri. Aku sering mendapatkan perlakuan tidak enak dari ayahku .. aku sering ditendangnya dan di pukul oleh tangannya sendiri, untuk sebuah masalah sepeleh ayahku sangat ringan tangan, tangannya yang dulu sering menggendongku di kala aku kecil, tangannya yang dulunya mengajarkanku berjalan, tangannya yang dulunya menyuapiku makanan, tangannya yang dulunya mengelus rambutku dengan sejutah kasih sayang, kini menjadi pelampiasan kekerasan terhadap diriku. Aku rindu ayah yang dulu. Kini kebahagiaan di rumahku terasa pudar. ..     Aku mencoba melupakan segenap problema dalam rumahku sendiri dengan ngerumpi bersama keduah sahabatku, namanya Gita dan Riani, mereka bukan hanya sekedar sahabat biasa mereka adalah semangat hidupku merekalah alasannya kenapa bibir yang kaku ini bisa tersenyum . Di kala sore kami sering bercerita di samping rumah Gita di bawah pohon jambu dekat rumahnya di atas bilik-bilik papan milik ayahnya, kami tetangga dekat rumahku dan rumah Gita berdampingan. Kalau kami sudah ngumpul kayak gini kami akan bercita banyak hal..
"Hayati kamu kenal dengan Hikmawan?" Kata Gita memulai pembicaraan
"Hikmawan teman kelas ku ?"..
"Iya teman kelasmu"
"kenapa emang?" Tanyaku
"Gita suka sama Hikmawan..ciee" sahut Riani dengan sedikit mengejek
"Ihh apaan sih kamu Riani kan cuman nanaya" kata Gita sedikit menyangkal
"Oh kamu suka dia.. okelah nanti saya salamkan"  kataku ..mengacungkan jempol
"Ahh.. kalian ngejek .. kan aku cuman suka sedikit sama dia" Menggaruk kepalanya
Gita sahabat kecilku ia sering jatuh cinta kepada lelaki namun ia senang menyembunyikan perasaannya.
Sedang Riani sahabatku yang satu ini lebih banyak diam dan sedikit tertutup ia tak mudah dibuat jatuh cinta, banyak cinta yang datang kepadanya namun ia menolak ia takut dan masih terlalu polos untuk memulai percintaan..
Sedang aku sendiri, memulai drama cinta-cintaan sejak kelas tujuh aku menjadi tokoh utama yang hebat.. kadang aku begitu jahat terhadap laki-laki dan kadang pula aku menjadi malaikat di hadapan laki-laki, Namun untuk saat ini aku memutuskan untuk sendiri.. walau banyak lelaki yang menyatakan cintanya kepadaku harus bertahan di tembok kesendirianku, aku tak ingin sakit hati lagi, aku tak ingin mempermainkan cinta yang suci ..
..
Suara adzan dikumandangkan oleh bapak Wahyu seorang muadzin yang sudah berumur setengah abad itu, menandakan sholat asahar akan segera di tunaikan kewajiban akan tergugurkan dan kemenangan akan segera datang. langakah-langkah kaki berjalan mengikuti seruan kemenangan, panas mentari yang menyelimuti badan tak menjadi halangan...
Ayahku juga bersegera ke mesjid dengan jubah putih yang ia taruh di pundaknya, tak sediktpun ia menoleh kepadaku ataupun menyuruh anak gadisnya ini untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim...
Nampak hanyalah para lansia yang mendominasi saft-saft di mesjid dekat rumahku itu. nampak di jalan seorang remaja laki-laki berjalan kaki dengan sedikit ter engah-engah, embun keringat nampak di keningnya yang sedikit menghitam, dengan tas kecil yang ia lingakarkan di pundaknya berisikan Al-Qur'an dan buku tajwid, ia berjalan dengan penuh semangat menuju ke rumah Allah, ia sedikit mencuri pandanganku..tiap hari ia menuju ke mesjid kadang menggunakan motor dan tak jarang pula ia berjalan kaki, aku hanya memperhatikannya dari kejauhan dan berharap bisa mengenal dia.. lebih jauh..
Entah apa yang membuatku ingin mengenalnya lebih jauh lagi, bagiku ia sosok yang misterius .
"Hayati..!!" sahut Gita memukul pundakku.
"eh..!! Kenapa?" kataku menatap Gita
"Kamu di panggil tuh sama mama kamu !" Kata gita menjelaskan
"oh iya.. aku pulang diluan ya, kalian lanut aajah gosipnya" akupun beranjak dari tempatku...
..
Seiring waktu berlalu yang meninggalkan kenangan yang sudah lalu membuka pintu yang ingin ku tuju, aku dan Syafir akhirnya akrab kami akrab saat bulan ramdhan sosok yang dulunya kuperhatikan dari kejauhan kini aku berdekatan. Selama ini aku salah menilai tentang dia, ternyata ia humoris dan periang.. hari-harinya dipenuhi canda dan tawa, kedekatan kami bukan hanya kedekatan biasa, kedekatan yang menimbulkan sebuah kerinduan. Tembok kesendirianku kini mulai runtuh, merindukan kak Syafir adalah keanehan bagiku, entah apa yang membawaku sampai ke titik ini.. kami saling lempar perhatian melalui pesan singkat.
....
Bersambung.......




about me

assalamualaikum.wr.wb.
selamat siang  teman-teman .. ini adalah postingan pertama saya kebetulan saya baru belajar ngeBlog heheh.. jadi dalam postingan pertama saya ini saya ingin memperkenalkan diri saya terlebih dahulu.. karna pak Guru saya pernah bilang "tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta, tak cinta maka tak rindu" jadi setelah saya nanti memperkenalkan diri  saya harap kalian-kalian rindu dengan Blog saya hehehe..

..

perkenalkan nama saya Ghafir, seorang remaja yang masih duduk dibangku SMA kelas XII, di SMAN 1 Wotu saya mengambil program IPS (ikatan pelajar sukses) saya tertarik dengan program ini karna banyak memebahas tentang masalah-masalah sosial, saya senang bertukar pikiran (diskuisi) dan kini sayan tertarik di dunia sastra, saya senang membuat cerpen ataupun cerpan (cerita panjang) dan kini saya belajar membuat Novel saya sendiri.
saya bertempat t tinggal di Wotu, DS. Bawalipu, jalan carede, dusun Saluborro..

kebetulan tempat tinggal saya terkenal dengan orang-orang nakalnya .. liat saja namanya Saluborro.. kalo diartikan dalam bahasa Indonesia artinya jadi SUNGAI YANG BERANI jadi secara filsafat di tempat tinggal saya orangnya berani-berani.. walaupun begitu saya tetap bangga tinggal di Saluborro.

karna di Saluborro lapangan pekerjaan masih banyak.. kamu tinggal milih.. mau jadi pelayaran tanpa jasa (pa'Bagang), pengusaha rumput laut, atau menjadi ketua genk di sana..hihiihihi

..

ok mungkin sampai disini dulu ya.. jika ada pertanyaan seputar Wotu kalian tinggalkan aja jejak,, ok ;)

bye..bye..